SMP Tashfia menerapkan sistem subsidi silang.
Dengan sistem ini sekitar 20 % siswa disubsidi biaya pendidikannya.
Prioritas subsidi diberikan kepada anak yatim, anak keluarga miskin, warga sekitar,
dan anak dari orang tua yang berkhidmad dalam pendidikan dan da’wah Islam..
Dengan sistem ini sekitar 20 % siswa disubsidi biaya pendidikannya.
Prioritas subsidi diberikan kepada anak yatim, anak keluarga miskin, warga sekitar,
dan anak dari orang tua yang berkhidmad dalam pendidikan dan da’wah Islam..
SMP Tashfia merencanakan untuk terus meningkatkan kapasitasnya sehingga
dapat menampung minimal 270 siswa. Dengan jumlah tersebut diharapkan
pembiayaan menjadi lebih efisien dan besaran SPP masih terjangkau
Dana SPP dialokasikan untuk biaya operasional Sekolah.
dapat menampung minimal 270 siswa. Dengan jumlah tersebut diharapkan
pembiayaan menjadi lebih efisien dan besaran SPP masih terjangkau
Dana SPP dialokasikan untuk biaya operasional Sekolah.
SMP Tashfia mengenakan iuran untuk siswa baru. Besaran iuran pembangunan
ditetapkan bersama-sama oleh sekolah dan Yayasan. Setelah terbentuk Komite Sekolah,
penetapannya juga melibatkan Komite Sekolah.
Sekalipun iuran pembangunan ditetapkan lebih awal, namun orang tua siswa membayar
sesuai dengan kemampuan.
ditetapkan bersama-sama oleh sekolah dan Yayasan. Setelah terbentuk Komite Sekolah,
penetapannya juga melibatkan Komite Sekolah.
Sekalipun iuran pembangunan ditetapkan lebih awal, namun orang tua siswa membayar
sesuai dengan kemampuan.
Iuran Pembangunan tersebut dialokasikan untuk pelengkapan dan pemeliharaan sarana.
Adapun biaya pembangunan sarana berupa gedung sekolah dan gedung asrama
berasal dari yayasan penyelengara SMP Tashfia, baik secara institusional maupun
personal pembina dan pengurusnya.
Adapun biaya pembangunan sarana berupa gedung sekolah dan gedung asrama
berasal dari yayasan penyelengara SMP Tashfia, baik secara institusional maupun
personal pembina dan pengurusnya.
Pada saat ini SMP Tashfia sedang mempelajari usaha-usaha produktif
yang dapat dijadikan sumber pendapatan bagi sekolah. Di antara alternatif usaha
tesebut adalah pengolahan sampah dapur menjadi pupuk dan produksi kerajinan tangan
(seni keramik,kerajinan konveksi). Dengan adanya usaha tersebut diharapkan:
1. Terdidikkan kultur produktif, mandiri, dan kewirausahaan.
2. Biaya pendidikan yang dibayarkan orang tua siswa tidak mahal.
3. Jumlah siswi yang disubsidi bertambah
yang dapat dijadikan sumber pendapatan bagi sekolah. Di antara alternatif usaha
tesebut adalah pengolahan sampah dapur menjadi pupuk dan produksi kerajinan tangan
(seni keramik,kerajinan konveksi). Dengan adanya usaha tersebut diharapkan:
1. Terdidikkan kultur produktif, mandiri, dan kewirausahaan.
2. Biaya pendidikan yang dibayarkan orang tua siswa tidak mahal.
3. Jumlah siswi yang disubsidi bertambah
Tidak ada komentar:
Posting Komentar